Analisis Tokenomics Dasar dan Begini Cara Menilai Kesehatan Project Kripto

Di artikel sebelumnya, kita sudah bahas singkat soal rug pull dan scam di dunia crypto. Ibaratnya, kita sudah sukses memasang alarm keamanan di rumah investasi kita. Nah, setelah rumah aman, langkah berikutnya jelas: kita harus tahu cara mengatur isi rumahnya. Itulah fungsi Tokenomics yang boleh dibilang seni sekaligus ilmu ekonomi di balik keunikan setiap token. 

Banyak pemula hanya terpaku pada grafik harga. Mereka panik ketika harga turun, girang berlebihan ketika harga naik. Padahal, harga hanyalah konsekuensi, bukan penyebab utama. Penyebab utama ada di balik layar: bagaimana token itu didesain, didistribusikan, dan dikelola.

Kalau smart contract adalah cetak biru teknis, maka Tokenomics adalah cetak biru finansial. Paham Tokenomics berarti kalian bisa menilai apakah sebuah token punya potensi bertahan lama, atau cuma jadi korban pompoman.

Mari kita kupas tiga elemen dasar Tokenomics yang wajib kalian pahami sebelum ikut lompat ke proyek apa pun.


Apa itu Total Supply vs. Circulating Supply

Anggap supply sebagai stok barang di pasar. Kalau barang terbatas, nilainya cenderung naik. Kalau barang berlimpah tanpa kendali, nilainya gampang jatuh.

A. Total Supply (Suplai Total)

Total supply adalah jumlah maksimum token yang akan pernah ada.

Capped Supply (dibatasi): Contohnya Bitcoin (21 juta BTC). Kelangkaan ini membuat banyak orang percaya nilainya akan terus naik. Selain itu memperoleh BTC sulitnya minta ampun karena harus menggunakan mining.

Uncapped Supply (tidak dibatasi): Misalnya Ethereum sebelum The Merge. Supply-nya terus bertambah, sehingga berpotensi memicu inflasi kalau permintaan tidak sebanding.


B. Circulating Supply (Suplai Beredar)

Circulating supply adalah jumlah token yang benar-benar sudah beredar di tangan publik. Ini angka yang lebih penting untuk menghitung Market Cap.

Rumus sederhananya:

Market Cap = Harga Token × Circulating Supply 

Misalnya ada dua token sama-sama dihargai $1.

Token A punya circulating supply 1 miliar.

Token B punya circulating supply 1 triliun.

Jelas, Token A lebih mudah naik market cap-nya karena supply lebih sedikit.


📌 Tips: Perhatikan juga jadwal rilis token (vesting). Kalau ada miliaran token yang akan dibuka sekaligus, siap-siap harganya ditekan oleh gelombang jual besar-besaran.


Mekanisme Burn: Deflasi Buatan

Burn adalah proses “menghanguskan” token dengan cara mengirimkannya ke alamat dompet mati. Token itu hilang selamanya dari peredaran. Tujuannya? Membuat supply semakin sedikit, sehingga nilai relatifnya bisa naik.

Ada beberapa model burn:

Transaction Burn: Sebagian transaksi otomatis dibakar.

Buyback Burn: Tim beli token di pasar, lalu membakarnya.

Utility Burn: Token dibakar ketika digunakan di ekosistem.

Apakah burn selalu bagus? Tidak selalu. Kalau cuma kecil-kecilan, dampaknya bisa nihil. Tapi kalau dilakukan konsisten, burn bisa jadi sinyal serius bahwa tim dan komunitas ingin menjaga nilai token.


Distribusi Holder: Waspada Paus (Whales)

Tokenomics sehat berarti distribusi kepemilikan merata. Kalau mayoritas supply dikuasai satu-dua dompet, bahaya besar. Mereka bisa dump sewaktu-waktu dan bikin harga anjlok.

📌 Rule of Thumb: Idealnya tidak ada dompet (selain burn address atau exchange resmi) yang pegang lebih dari 5–10% total supply.

Cara ceknya sangat gampang:

Buka explorer (misalnya BscScan untuk BSC).

Masukkan smart contract token yang mau kalian pantau. 

Di sini akan ditampilkan semua informasi dan detail tentang token atau project yang mau kalian pantau. Di bagian bawah, kalian bisa lihat beberapa tab seperti lalu lintas transfer, source code, holders, dan seterusnya. Dalam hal ini, klik tab Holders. Lihat daftar 10 besar alamat teratas. Kalau terlalu terkonsentrasi tanpa penjelasan jelas, hati-hati. 


Lalu Bagaimana dengan GAS? 

Nah, sekarang mari kita masuk ke studi kasus nyata: token GAS. Ide dasar GAS tumbuh dari pojok warung kopi dengan visi membangun tokenomics jenius sederhana yang disebut IRITnomic (bisa kalian baca selengkapnya di laman khusus IRITNomicSystem). Beginilah beberapa inti penting tokenomic GAS secara teknis: 

1. Anti-Rugpull (LP Burned Permanen)

Banyak token hancur gara-gara developer narik Liquidity Pool (LP). GAS mengunci pondasi ini dengan membakar LP awal, sehingga tidak bisa ditarik kembali. Artinya, mau timnya bubar pun, token tetap bisa ditukar dan digunakan. Kalau kalian lihat di BSC Scan ada satu address yang pegang suplai super besar di kisaran >80%, perlu digarisbawahi dan cetak tebal kalau itu adalah LP Permanen Burn, bukan milik tim manapun. Silakan cek dan pastikan sendiri. LP Permanen Burn ini merupakan kesepakatan sekaligus komitmen dari seluruh warga yang hadir di posko untuk berupaya menciptakan ekosistem yang sehat dan berkelanjutan. Lanjut! 

2. Burn dari Kesadaran Holder (Voluntary Burn Initiative)

Berbeda dengan token lain yang pakai burn otomatis, GAS tidak memaksa lewat smart contract maupun Surat Keputusan yang wajib dipatuhi. Burn dilakukan murni dari kesadaran komunitas. Pemegang token GAS boleh mengorbankan sebagian atau bahkan seluruh tokennya untuk dibakar, dengan keyakinan bahwa supply yang makin sedikit akan meningkatkan nilai jangka panjang. Filosofi ini sejalan dengan semangat “kerelaan sacrifice” dalam komunitas. Hodl dulu kalau mau nilai benefit lebih tinggi. Jika anda ikhlas, ya tancap GAS! 

3. Anti-Whale=Ketahanan Komunitas

GAS juga tidak punya batas otomatis soal kepemilikan per wallet. Semua anti-whale di GAS bertumpu pada etos dan kesadaran komunitas. Distribusi sehat terjadi karena anggota sadar pentingnya desentralisasi, bukan karena kode yang memaksa mau tidak mau, suka tidak suka. Kita ingin pencet tombol dengan kesadaran penuh, bukan semata arahan algoritma tanpa nyawa. Meskipun IRITnomicsystem merupakan referensi wajib, keputusan akhir tetap di tangan pengguna. Tidak ada tim manapun yang bisa intervensi itu. 

Dan jika kalian masih ragu mau join GAS atau tidak, kalian boleh konsultasi ke profesional. Tanya chatgpt mungkin? 


Postingan populer dari blog ini

Catat! Ini Perbedaan Blockchain vs Bitcoin vs Crypto: Jangan Sampai Gagal Paham

Ethereum, si Paling The World Computer—Fondasi Kehidupan Digital Masa Depan

Versi Santai Penjelasan Apa itu Blockchain Paling Sederhana, Langsung Auto Paham